Kamis, 20 Oktober 2016

Tokoh Pahlawan Jawa Barat

NAMA PAHLAWAN DARI PROVINSI JAWA BARAT

Sumber : http://hilmanzuhdie.blogspot.co.id/2013/03/muhammad-toha-1927-24-maret-1946-tempat.html 
 
Nama nama pahlawan berikut ini saya rangkum berdasarkan dari daerah kelahiran dengan maksud tujuan untuk memberikan motivasi untuk generasi muda saat ini agar dapat mencontoh pahlawan-pahlawan dari daerahnya yang mempunyai semangat didalam memperjuangkan daerahnya sampai tingkat nasional bahkan dalam percaturan tingkat internasional. dan juga dipaparkan sekelumit biografi hidup sampai wafatnya. Dan Surat Keputusan dari Negara untuk gelar pahlawan Nasional :

 
Lahir  
Purwakarta,Jawa Barat
Tgl : 8 september 1898
 Meninggal
 di Jakarta,11-08-52
dimakamkan 
di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Ketua  Mahkamah Agung Indonesia Pertama


SK Pres: 124 Tahun 1965 bertanggal 14 – 5 – 1965

Prof.Dr. Koesoemah Atmadja, SH.
  1. gelar diploma dari Rechtshcool (Sekolah Kehakiman) (1913)
  2. Gelar Doctor in de recht geleerheid pun diperoleh dengan disertasi yang berjudul  De Mohamedaansche Vrome Stichtingen in Indie (1922) dari Universitas Leiden, Belanda.
Kariernya sebagai :
  1. Pegawai pengadilan di Bogor 1919.
  2. hakim di Raad Van Justitie (Pengadilan Tinggi) di Belanda 
  3. Voor Zitter Landraad (Ketua Pengadilan Negeri) di Indramayu. Hakim Pengadilan Tinggi Padang, Ketua PN Semarang, dan Hakim PT Semarang.Masa Jepan Pada 1942, Ketua Tihoo Hooin (Pengadilan Negeri) di Semarang.
  4. Pemimpin Kehakiman Jawa Tengah (1944)
  5. Anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau BPUPKI pada tanggal 29 April 1945 
  6. Ditugaskan membentuk lembaga peradilan Indonesia tertinggi yaitu MA Republik Indonesia pada tahun 1950.
  7. Ketua MA Republik Indonesia dari tahun 1950 - 1952)
  8. Memindahkan Kantor MA ke Jakarta dari  Yogyakarta.
  9. Menolak memimpin Negara boneka bentukan Belanda Negara Pasundan pada tahun 1947.
  10. Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada dan Guru Besar Sekolah Tinggi Kepolisian.

Jumat, 22 Juli 2016

"Apalah artinya sebuah kalimat tanpa spasi. Dia akan kehilangan maknanya karena hanya berisi timbunan huruf tanpa jeda, tanpa jarak, dan tanpa ruang yang menjadikan kalimat tersebut lebih berarti.

Hidup juga begitu. Karena seringkali kita terlalu cepat berlari, hingga menangisi atau memaki hari-hari yang kita lalui. Terjebak dalam rutinitas, terkejar oleh hasrat duniawi untuk sebuah materi.

Maka inilah saatnya untuk berhenti. Waktunya untuk mendengarkan suara hati dan berefleksi. Tibalah masa berkontemplasi, sebuah perenungan yang akan mengisi kekosongan batin dari sesaknya aktivitas yang membelenggu diri."

[Dimas Sandya]